Oleh. Pinisepuh Paguyuban “ Puri Asih”
Rahayu! Orang
Jawa dan para pelaku kaweruh Jendro Hayuningrat, sangat meyakini bahwa Tuhan adalah pusat alam
semesta dan pusat segala kehidupan. Pusat yang dimaksud dalam pengertian ini
adalah sumber yang dapat memberikan hidup, keseimbangan dan kestabilan, yang
juga menjaga serta melestarikan kehidupan sekaligus penghubung pribadi
(indifidu) dengan alam Tuhan itu sendiri. Orang Jawa yang menjadi pelaku kaweruh
Jendro sudah sangat memahami, hal yang demikian biasa disebut Manunggaling Kawula Lan Gusti, yaitu
sebuah pandangan bahwa kewajiban moral manusia adalah mencapai harmoni dengan
kekuatan yang Maha Tinggi dan penyatuan dengan yang Akhir, yaitu manusia
menyerahkan dirinya selaku kawula terhadap Gustinya.
Puncak suatu gunung dalam kebudayaan
Jawa, merupakan suatu tempat yang tinggi dan yang paling dekat dengan alam atas
atau alam Tuhan, oleh karena itu pada
awalnya dipercayai bahwa roh nenek moyang tinggal di gunung-gunung.
Namun pemahaman itu telah berubah, setelah sebagian orang Jawa kuno belajar pada orang-orang yang telah menjalankan / ngelmu kaweruh Jendro, lebih-lebih belajar pada guru-guru lantaran yang mencampur pengetahuannya dengan beberapa konsep agama barat, yaitu pandangan mengenai alam kodrati (dunia ini) dan alam adikodrati (alam gaib atau supranatural).
Perlu di fahami bahwa pandangan hidup orang-orang Jawa terutama pelaku Kaweruh Jendro merupakan suatu abstraksi dari pengalaman hidup itu sendiri. Pandangan hidup adalah sebuah pengaturan atau penataan mental yang di aplikasikan menjadi sebuah pengalaman hidup yang kemudian dapat mengembangkan suatu sikap terhadap hidup itu sendiri. Rahayu!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar