![]() | |
Alm. Bpk Triyoso Sembodo |
Tulisan ini aku
persembahkan untuk mengenang kepergian kakak-ku tercinta alm Triyoso Sembodo menuju
Ngayugyokarto ke dua. Beliu adalah perintis berdirinya Puri Asih di kota Kab. Jember, Jawa-Timur. Yang pada akhirnya tgl
15 April 2013 jam 22:00 wib meninggalkan kami semua, karena tugas dan tanggung
jawabnya telah selesai belaiu kerjakan di dunia ini, walau tanpa mengalami
gangguan penyakit yang berarti.
Janji Guru
Sejati sudah ditepati, bahwa beliu akan di Jemput pada usia 53 tahun. Sebuah
persiapan iman yang hebat, yang patut menjadi suri tauladan bagi kita sekalian,
baik dalam membina keluarga, menjalankan tugas dalam pekerjaan, maupun berbagi
pengetahuan dengan teman, sahabat dan famili, dengan celoteh-sendau-guraunya
dan ngobrol walaupun hanya sekedar menghibur orang yang di ajak ngobrol oleh
beliu.
Kendatipun
waktu yang dimiliki sama dengan yang kita miliki, yaitu 24 jam sehari dan waktu
telah beliu manage/di atur dengan baik, sehingga Tuhan mendapat pioritas tertinggi
dalam jadwal dan pengaturan waktu yang beliu miliki.
Terbukti dalam tugas pelayanan di Kaweruh Jendra
Hayuningrat, jam berapa, sesibuk apa bahkan tidak pandang cuaca seburuk apa,
beliu rela mengorbankan diri untuk terjun kepelayanan.
Selamat jalan
Sobatku, Kakak-ku, juga Bapak-ku. Kini Engkau telah tinggal bersama Sang Hyang
Sukma. Aku memang tidak bisa menyentuh-Mu, akan tetapi dhawuh-dhawuh-Mu akan
menjadi pembimbing bagi saudara-saudara-Mu di Puri Asih untuk mencapai
kesempurnaan hidup di dunia dan di Jaman Kelanggengan. Rahayu!
Seorang guru
lantaran Kaweruh Jendra Hayuningrat yang bijak bersila di hadapan para murid-muridnya, ibarat seorang
pinisepuh yang akan memimpim meditasi. Dengan tenang diambilnya sebuah toples
kue yang terbuat dari bahan kaca yang bulat. Kemudian dikeluarkannya isi toples
yang berupa kue-kue kering ala jajanan idhul fitri, lalu ia memasukkan ke dalam
toples tersebut beberapa ball bekkel sampai penuh. Ia lalu bertanya kepada para
murid-muridnya apakah toples ini telah terisi penuh??. Para murid mengagguk setuju
melihat kondisi toples kue tadi yang telah diisi penuh dengan butiran ball bekkel.
Sang guru Kaweruh Jendra Hayuningrat kemudian mengambil batu-batu kerikil dalam
berbagai ukuran kemudian mengisinya ke dalam toples kue tadi yang sudah penuh
dengan ball bekkel. Lalu beliu kembali bertanya, apakah toples ini telah penuh??.
Para murid sedikit agak malu akan jawaban mereka yang pertama, kembali
mengangguk dan menyetujui, secara kasat mata bahwa toples itu telah penuh. Kembali
sang guru lantaran tadi mengambil sekantung pasir dan menumpahkannya ke dalam oples
tersebut sampai terisi penuh. Dengan tanpa ekspresi ia menanyakan pertanyaan
yang sama seperti pada awal demonstrasinya. Kali ini para murid mulai tertawa
mengingat keluguan. Maka mereka dengan lantang berkata, "Kali ini sudah
penuh guru." Sang guru kemudian mengambil dua cangkir kopi dan
menuangkannya ke dalam toples itu tadi, apa yang terjadi? Ternyata ada
keanehan, anehnya yaitu masih ada ruang dalam toples yang sudah penuh dengan
isi itu, ada ball bekkel, batu kerikil dan pasir yang memadati seluruh isi ruang
toples itu.
Guru itu lalu
berkata, "Toples ini melambangkan hidup kalian, ball bekkel yang pertama
kali saya masukkan adalah prioritas terpenting dalam hidup kalian, seperti
suami, istri, anak-anak, orang tua kandung dan kesehatan kalian. Ketahuilah semua pioritas yang
baru saja saya sebutkan adalah hal yang sangat penting dalam hidup kalian, sebab kendatipun semua hal
dalam hidup kalian hilang, hidup kalian masih tetap utuh asalkan pioritas pertama masih ada disekitar kalian.
Lalu Batu-batu
kerikil adalah prioritas kedua yang juga terhitung penting, seperti pekerjaan,
rumah, jabatan dan alat transportasi kalian. Kemudian Pasir melambangkan semua
hal-hal yang sepele dalam hidup kalian, yang kalaupun hilang kalian dapat
mencarikan gantinya.
Namun, jika
kalian balik cara mengisikannya kedalam toples tersebut, misalkan menaruh pasir
terlebih dahulu ke dalam toples, maka saat toples itu menjadi penuh dengan
butiran pasir, tentu tidak ada lagi ruang untuk batu-batu kerikil dan ball bekkel.
Tiba-tiba seorang
murid menyeletuk, "Guru, bagaimana dengan dua cangkir kopi tadi?,
melambangkan apa dalam hidup kami guru???". Sambil tersenyum sang guru itu
berkata, "ketahuilah wahai murid-muridku, seberapa pun padatnya jadwal
yang kalian buat dalam menggunakan waktu untuk memenuhi kebutuhan pioritas hidup kalian, kalian ternyata masih ada waktu untuk bercengkeramah dengan beberapa orang teman,
handaitaulan ataupun murid kita sendiri”. Lanjut sang Guru, “oleh karena itu, selagi
gurumu masih ada bersama-sama dengan kamu, sebaiknya manfaatkan waktu gurumu
untuk mengajarkan kepadamu hal-hal yang tidak pernah diajarkan oleh orang-orang
di sekitarmu”.
Seorang jawara dikenal atas apa yang dia telah
selesaikan dalam sebuah pertandingan, bukan dari apa yang telah dia mulai.
Penulis mengucapkan selamat kepada semua siswa Jendra
Hayuningrat yang sudah berhasil memetik ilmu alm bp Triyoso Sembodo, terutama
di saat-saat beliu menerima sasmita-jati (tanda-tanda akan berpulang). Karena
yang disampaikan adalah puncak Kaweruh Jendra Hayuningrat.
Salam Rahayu...!
5 komentar:
Selamat Jalan Sahabat, Bapak, Guru lantaranku, Bpk Triyoso Sembodo yang kucintai, kuhormati yang selalu berbicara apa adanya; yang benar ya benar, yang salah ya salah. Juga pribadi yang setia dan bertanggung jawab atas titah yang diembannya.
Pesan terakhir kepadaku: "Yo ditata maneh uripe!"
Benar bahwa waktu begitu singkat. 2006 bertemu dan 2013 berpisah. Namun singkatnya waktu tidak bisa menggantikan banyaknya tema percakapan bersamanya. Tidak bisa menggantikan indahnya suasana persaudaraan, persahabatan dan kekeluargaan. Tidak bisa menggantikan kesederhanaan dalam kebesaran wibawa yang dimilikinya.
Selamat jalan Pak Dodot. Selamat jalan Bapak Triyoso Sembodo.
Benar bahwa waktu begitu singkat. 2006 bertemu dan 2013 berpisah. Namun singkatnya waktu tidak bisa menggantikan banyaknya tema percakapan bersamanya. Tidak bisa menggantikan indahnya suasana persaudaraan, persahabatan dan kekeluargaan. Tidak bisa menggantikan kesederhanaan dalam kebesaran wibawa yang dimilikinya.
Selamat jalan Pak Dodot. Selamat jalan Bapak Triyoso Sembodo.
Benar bahwa waktu begitu singkat. 2006 bertemu dan 2013 berpisah. Namun singkatnya waktu tidak bisa menggantikan banyaknya tema percakapan bersamanya. Tidak bisa menggantikan indahnya suasana persaudaraan, persahabatan dan kekeluargaan. Tidak bisa menggantikan kesederhanaan dalam kebesaran wibawa yang dimilikinya.
Selamat jalan Pak Dodot. Selamat jalan Bapak Triyoso Sembodo.
matur sembah nuwun dumateng wejanganipun kagem laku urip ing alam donya........
Posting Komentar