Rahayu....!
TINGKAT 3 (Nung; sembah cipta)
![]() |
Pencerahan |
Pencapaian tataran ini sama
halnya laku hakekat. Laku hakekat adalah meliputi keadaan hati dan
batin; sabar, tawakal, tulus, ikhlas, pembicaraannya menjadi kesejatian
(kebenaran), yang sejati menjadi kosong, hilang lenyap menjadi ada. Tataran ini
ditandai oleh pencapaian kemuliaan yang sejati, seseorang mendapatkan
kebahagiaan dan kemuliaan di dunia dan kelak setelah ajal. Pada tahap ini
manusia sudah mengenal akan jati dirinya dan mengenal lebih jauh sejatinya
Tuhan. Manusia yang telah lebih jauh
memahami Tuhan tidak akan berfikir sempit, kerdil, sombong, picik dan fanatik.
Tidak munafik dan menyekutukan Tuhan. Ia justru bersikap toleran, tenggang
rasa, hormat menghormati keyakinan orang lain. Sikap ini tumbuh karena kesadaran spiritual bahwa ilmu
sejati, yang nyata-nyata bersumber pada Yang Maha Tunggal, hakekatnya adalah
sama. Cara atau jalan mana yang ditempuh adalah persoalan teknis. Banyaknya
jalan atau cara menemukan Tuhan merupakan bukti bahwa Tuhan itu Mahaluas tiada
batasnya. Ibarat sungai yang ada di dunia ini jumlahnya sangat banyak dan
beragam bentuknya; ada yang dangkal, ada yang dalam, berkelok, pendek dan singkat,
bahkan ada yang lebar dan berputar-putar. Toh semuanya akan bermuara kepada
Yang Tunggal yakni “samudra luas”.
NAH, orang seperti ini akan
“menuai” amal kebaikannya. Berkat rumus Tuhan di mana kebaikan akan berbuah
kebaikan pula. Kebaikan yg anda berikan, “buahnya” akan anda terima pula. Namun
demikian kebaikan yang anda terima belum tentu datang dari orang yang sama,
malah biasanya dari pihak lainnya. Kebaikan yang anda peroleh itu merupakan
“buah” dari “pohon kebaikan” yang pernah anda tanam sebelumnya. Selebihnya, kebaikan yang anda lakukan akan menjadi pagar gaib yang
selalu menyelimuti diri anda. Singkat
kata, pencapaian Nung, ditandai dengan diperolehnya kemudahan dan hikmah yang
baik dalam segala urusan. Pagar gaib itu akan membuat kita tidak dapat
dicelakai orang lain. Sebaliknya selalu mendapatkan keberuntungan. Dalam
terminologi Jawa inilah yang disebut sebagai “ngelmu beja”.
Untuk meraih tataran ini,
terlebih dahulu kita harus mengenal jati diri secara benar. Dalam diri manusia
setidaknya terdapat 7 lapis bumi yang harus diketahui manusia. Jika tidak
diketahui maka menjadi manusia cacad dan akan gagal mencapai tataran ini. Bumi
7 lapis tersebut adalah ; retna, kalbu, jantung, budi, jinem, suksma, dan
ketujuhnya yakni bumi rahmat.
1. Bumi Retna; jasad dan dada
manusia sesungguhnya istana atau gedung mulia.
2. Bumi Kalbu; artinya istana
iman sejati.
3. Bumi Jantung; merupakan istana
semua ilmu.
4. Bumi budi; artinya istana puji
dan zikir.
5. Bumi Jinem; istananya kasih
sayang sejati.
6. Bumi suksma; yakni istana
kesabaran dan rasa sukur kepada Tuhan; sukma sejati.
7. Bumi Rahmat; istana rasa
mulia; rahsa sejati.
Titik Lemah Seseorang
yang mengalami Pencerahan
pada tataran Ketiga
Nung, setara dengan Hakekat, di sini ibarat puncak kemuliaan.
Semakin tinggi tataran spiritual, maka sedikit saja godaan sudah dapat
menggugurkan pencapaiannya. Maka, semakin tinggi puncak dan kemuliaan seseorang
; maka semakin besar resiko tertiup angin dan jatuh. Seseorang yang merasa
sudah PUAS dan BANGGA dengan pencapaian hakekat ini bersiko terlena. Lantas
menganggap orang lain remeh dan rendah. Yang paling berbahaya adalah menganggap
tataran ini merupakan tataran tertinggi sehingga orang tidak perlu lagi
berusaha menggapai tataran yang lebih tinggi.
Tingkat 4
(Nang; sembah rahsa)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar