Senin, 22 April 2013

Bag 2. ( selesai ) Motivasi Diri Dengan Kaweruh Jendra Hayuningrat


Di sini kecerdasan emosi Trump benar-benar diuji. Bagaimana tidak, ketika ia mengharap simpati dari mantan istrinya, ia justru diminta memberikan semua harta yang tersisa sebagai ganti rugi perceraian mereka. Orang-orang yang dianggap sebagai teman dekatnya pun pergi meninggalkannya begitu saja. Sebuah alasan yang sangat mendukung bagi Trump untuk putus asa dan menyerah pada hidup. Namun itu tidak dilakukannya. Trump justru memandang bahwa ini kesempatan untuk bekerja dan mengubah keadaan. Meski secara finansial ia telah kehilangan segalanya, namun ada "intangible asset" yang tetap dimilikinya.

Ya, Trump memiliki pengalaman dan pemahaman bisnis yang kuat, yang jauh lebih berharga dari semua hartanya yang pernah ada! Apa yang terjadi selanjutnya? Fantastis, enam bulan kemudian Trump sudah berhasil membuat kesepakatan terbesar dalam sejarah bisnisnya. Tiga tahun berikutnya, Trump mampu mendapat keuntungan sebesar US$3 Milliar. Ia pun berhasil menulis kembali buku terbarunya yang diberi judul "The Art of The Comeback". Dalam bukunya ini Trump bercerita bagaimana kebangkrutan yang menimpanya justru menjadikannya lebih bijaksana, kuat dan fokus dari pada sebelumnya.

Bahkan ia berpikir, jika saja musibah itu tidak terjadi, maka ia tidak akan pernah tahu siapa teman-teman sejatinya yang telah menemani semasa Trump bangkrut dan jika tidak ada depresi ekonomi ini, sudah barang tentu tidak akan menjadikan seorang Trump menjadi  lebih kaya dari yang sebelumnya. Luar biasa bukan? :-) Kecerdasan Emosi memberikan seseorang keteguhan untuk bangkit dari kegagalan, juga mendatangkan kekuatan pada seorang siswa Kaweruh Jendra untuk berani menghadapi ketakutan. Tidak sama halnya seperti kecerdasan otak atau IQ, kecerdasan emosi hadir pada setiap orang & bisa dikembangkan.

Berikut beberapa tips bagaimana cara mengasah kecerdasan emosi anda sebagai seorang siswa
Kaweruh Jendra:

1. Selalu hidup dengan keberanian.
Latihan terus dalam ber-meditasi dan berani mencoba hal-hal baru akan memberikan beragam pengalaman dan membuka pikiran dengan berbagai kemungkinan lain dalam hidup.

2. Selalu bertanggung jawab dalam segala hal.
Ini akan menjadi jalan untuk bisa mendapatkan kepercayaan orang lain sebagai seorang konsultan spiritual dan mengendalikan kita untuk tidak mudah menyerah. "being accountable is being dependable" dalam menangani kasus-kasus klien/pasien.

3. Berani keluar dari zona nyaman.
Mencoba keluar dari zona nyaman akan membuat kita bisa mengeksplorasi banyak hal.

4. Mengenali rasa takut dan mencoba untuk menghadapinya.
Melakukan hal ini akan membangun rasa percaya diri dan dapat menjadi jaminan bahwa segala sesuatu pasti ada solusinya.

5. Bersikap rendah hati.
Mau mengakui kesalahan dan memohon pertobatan atau reresik dalam setiap menjalankan meditasi justru dapat meningkatkan harga diri kita, lebih-lebih di appliasikan ditengah-tengah kehidupan sehari-hari.
Rahayu...!

Minggu, 21 April 2013

Bag 1. Motivasi Diri Dengan Kaweruh Jendra Hayuningrat


"Siapapun bisa marah. Marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yg baik, bukanlah hal mudah." -- Aristoteles, The Nicomachean Ethics.


Mampu menguasai emosi adalah salah satu ajaran Kaweruh Jendra Hayuningrat, akan tetapi siswa Jendra sering-kali menganggap remeh pada masalah ini. Padahal, kecerdasan otak saja tidak cukup menghantarkan seseorang mencapai kesuksesan, baik secara duniawi maupun spiritual. Justru, pengendalian emosi yang baik menjadi faktor penting penentu kesuksesan hidup seorang siswa Kaweruh Jendra Hayuningrat. Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran mental dari seorang siswa Kaweruh Jendra Hayuningrat yang cerdas dalam menganalisa, merencanakan dan menyelesaikan masalah, mulai dari yang ringan hingga kompleks. Dengan kecerdasan ini, seorang siswa Kaweruh Jendra Hayuningrat bisa memahami, mengenal, dan memilih kualitas mereka sebagai abdi dalem Keraton Ngayugyokarto kang kaping pindo, sebagai konsultan spiritual, pelayan masyarakat, penyembuh, pendo’a maupun pengajar kaweruh ( Pinisepuh ).

Seorang siswa Kaweruh Jendra yang memiliki kecerdasan emosi bisa memahami orang lain dengan baik dan membuat keputusan dengan bijak. Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait erat dengan bagaimana seseorang dapat mengaplikasikan apa yang ia pelajari tentang kebahagiaan, mencintai dan berinteraksi dengan sesamanya. Ia pun tahu tujuan hidupnya, dan akan bertanggung jawab dalam segala hal yang terjadi dalam hidupnya sebagai bukti tingginya kecerdasan emosi yang dimilikinya. Kecerdasan emosi lebih terfokus pada pencapaian kesuksesan hidup yang *tidak tampak*. Kesuksesan bisa tercapai ketika seorang siswa Kaweruh Jendra bisa membuat kesepakatan dengan melibatkan emosi, perasaan dan interaksi dengan sesamanya.

Terbukti, pencapaian kesuksesan secara materi tidak menjamin kepuasan hati seseorang. Di tahun 1990, Kecerdasan Emosi (yang juga dikenal dengan sebutan "EQ"), dikenalkan melalui pasar dunia. Dinyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk mengatasi dan menggunakan emosi secara tepat dalam setiap bentuk iteraksi lebih dibutuhkan daripada kecerdasan otak (IQ) seseorang. Sekarang, mari kita lihat, bagaimana emosi bisa mengubah segala keterbatasan menjadi hal yang luar biasa.

Seorang miliuner kaya di Amerika Serikat, Donald Trump, adalah contoh bagus dalam hal ini. Di tahun 1980 hingga 1990, Trump dikenal sebagai pengusaha real estate yang cukup sukses, dengan kekayaan pribadi yang diperkirakan sebesar satu miliar US dollar. Dua buku berhasil ditulis pada puncak karirnya, yaitu "The Art of The Deal dan Surviving at the Top". Namun jalan yang dilalui Trump tidak selalu mulus......teman-teman Jendro apa masih ingat?, resesi dan depresi yang melanda dunia di akhir tahun 1990? Pada saat itu harga saham properti pun ikut anjlok dengan drastis. Hingga dalam waktu semalam, kehidupan Trump menjadi sangat berkebalikan. Trump yang sangat tergantung pada bisnis propertinya ini harus menanggung hutang sebesar 900 juta US Dollar! Bahkan Bank Dunia sudah memprediksi kebangkrutannya. Beberapa temannya yang mengalami nasib serupa berpikir bahwa inilah akhir kehidupan mereka, hingga ada yang benar-benar mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. ( bersambung )

Rabu, 17 April 2013

Waktu begitu singkat

Alm. Bpk Triyoso Sembodo

   Tulisan ini aku persembahkan untuk mengenang kepergian kakak-ku tercinta alm Triyoso Sembodo menuju Ngayugyokarto ke dua. Beliu adalah perintis berdirinya Puri Asih di kota Kab. Jember, Jawa-Timur. Yang pada akhirnya tgl 15 April 2013 jam 22:00 wib meninggalkan kami semua, karena tugas dan tanggung jawabnya telah selesai belaiu kerjakan di dunia ini, walau tanpa mengalami gangguan penyakit yang berarti.

Janji Guru Sejati sudah ditepati, bahwa beliu akan di Jemput pada usia 53 tahun. Sebuah persiapan iman yang hebat, yang patut menjadi suri tauladan bagi kita sekalian, baik dalam membina keluarga, menjalankan tugas dalam pekerjaan, maupun berbagi pengetahuan dengan teman, sahabat dan famili, dengan celoteh-sendau-guraunya dan ngobrol walaupun hanya sekedar menghibur orang yang di ajak ngobrol oleh beliu.

Kendatipun waktu yang dimiliki sama dengan yang kita miliki, yaitu 24 jam sehari dan waktu telah beliu manage/di atur dengan baik, sehingga Tuhan mendapat pioritas tertinggi dalam jadwal dan pengaturan waktu yang beliu miliki.
Terbukti dalam tugas pelayanan di Kaweruh Jendra Hayuningrat, jam berapa, sesibuk apa bahkan tidak pandang cuaca seburuk apa, beliu rela mengorbankan diri untuk terjun kepelayanan.

Selamat jalan Sobatku, Kakak-ku, juga Bapak-ku. Kini Engkau telah tinggal bersama Sang Hyang Sukma. Aku memang tidak bisa menyentuh-Mu, akan tetapi dhawuh-dhawuh-Mu akan menjadi pembimbing bagi saudara-saudara-Mu di Puri Asih untuk mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan di Jaman Kelanggengan. Rahayu!

Seorang guru lantaran Kaweruh Jendra Hayuningrat yang bijak bersila  di hadapan para murid-muridnya, ibarat seorang pinisepuh yang akan memimpim meditasi. Dengan tenang diambilnya sebuah toples kue yang terbuat dari bahan kaca yang bulat. Kemudian dikeluarkannya isi toples yang berupa kue-kue kering ala jajanan idhul fitri, lalu ia memasukkan ke dalam toples tersebut beberapa ball bekkel sampai penuh. Ia lalu bertanya kepada para murid-muridnya apakah toples ini telah terisi penuh??. Para murid mengagguk setuju melihat kondisi toples kue tadi yang telah diisi penuh dengan butiran ball bekkel. Sang guru Kaweruh Jendra Hayuningrat kemudian mengambil batu-batu kerikil dalam berbagai ukuran kemudian mengisinya ke dalam toples kue tadi yang sudah penuh dengan ball bekkel. Lalu beliu kembali bertanya, apakah toples ini telah penuh??. Para murid sedikit agak malu akan jawaban mereka yang pertama, kembali mengangguk dan menyetujui, secara kasat mata bahwa toples itu telah penuh. Kembali sang guru lantaran tadi mengambil sekantung pasir dan menumpahkannya ke dalam oples tersebut sampai terisi penuh. Dengan tanpa ekspresi ia menanyakan pertanyaan yang sama seperti pada awal demonstrasinya. Kali ini para murid mulai tertawa mengingat keluguan. Maka mereka dengan lantang berkata, "Kali ini sudah penuh guru." Sang guru kemudian mengambil dua cangkir kopi dan menuangkannya ke dalam toples itu tadi, apa yang terjadi? Ternyata ada keanehan, anehnya yaitu masih ada ruang dalam toples yang sudah penuh dengan isi itu, ada ball bekkel, batu kerikil dan pasir yang memadati seluruh isi ruang toples itu. 

Guru itu lalu berkata, "Toples ini melambangkan hidup kalian, ball bekkel yang pertama kali saya masukkan adalah prioritas terpenting dalam hidup kalian, seperti suami, istri, anak-anak, orang tua kandung dan kesehatan kalian. Ketahuilah semua pioritas yang baru saja saya sebutkan adalah hal yang sangat penting dalam hidup kalian, sebab kendatipun semua hal dalam hidup kalian hilang, hidup kalian masih tetap utuh asalkan pioritas pertama masih ada disekitar kalian. 

Lalu Batu-batu kerikil adalah prioritas kedua yang juga terhitung penting, seperti pekerjaan, rumah, jabatan dan alat transportasi kalian. Kemudian Pasir melambangkan semua hal-hal yang sepele dalam hidup kalian, yang kalaupun hilang kalian dapat mencarikan gantinya.

Namun, jika kalian balik cara mengisikannya kedalam toples tersebut, misalkan menaruh pasir terlebih dahulu ke dalam toples, maka saat toples itu menjadi penuh dengan butiran pasir, tentu tidak ada lagi ruang untuk batu-batu kerikil dan ball bekkel.

Tiba-tiba seorang murid menyeletuk, "Guru, bagaimana dengan dua cangkir kopi tadi?, melambangkan apa dalam hidup kami guru???". Sambil tersenyum sang guru itu berkata, "ketahuilah wahai murid-muridku, seberapa pun padatnya jadwal yang kalian buat dalam menggunakan waktu untuk memenuhi kebutuhan pioritas hidup kalian, kalian ternyata masih ada waktu untuk bercengkeramah dengan beberapa orang teman, handaitaulan ataupun murid kita sendiri”. Lanjut sang Guru, “oleh karena itu, selagi gurumu masih ada bersama-sama dengan kamu, sebaiknya manfaatkan waktu gurumu untuk mengajarkan kepadamu hal-hal yang tidak pernah diajarkan oleh orang-orang di sekitarmu”.

Seorang jawara dikenal atas apa yang dia telah selesaikan dalam sebuah pertandingan,  bukan dari apa yang telah dia mulai.
         
Penulis mengucapkan selamat kepada semua siswa Jendra Hayuningrat yang sudah berhasil memetik ilmu alm bp Triyoso Sembodo, terutama di saat-saat beliu menerima sasmita-jati (tanda-tanda akan berpulang). Karena yang disampaikan adalah puncak Kaweruh Jendra Hayuningrat.
Salam Rahayu...!

Rabu, 10 April 2013

Perayaan 1 Suro Kaweruh Jendra Hayuningrat bag 6 (selesai)

Tatacara siraman pusaka di Karaton Jogjakarta 
Upacara tradisional ini hanya untuk internal karaton, hanya di ikuti raja , beberapa bangsawan  dan abdidalem yang ditunjuk. Pada jam 10.00 pagi, Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan mengenakan pakaian keprabon, pakaian raja, didampingi seorang Pangeran keluar dari Bangsal Prabayeksa berjalan menuju Bangsal Manis. Pusaka karaton paling sakral yaitu Kanjeng Kyai Ageng Plered dikawal oleh tiga buah pusaka berujud tombak yaitu Kanjeng Kyai Ageng ( KKA) Gadatapan, KKA Gadawedana dan KKA Megatruh melewati Bangsal Kencana dibawa ke Bangsal Manis.  (Pusaka-pusaka karaton diberi pangkat kebangsawanan seperti Kanjeng Kyai Ageng . Kanjeng Kyai dsb) Pusaka KKA Plered yang berupa Tombak diletakkan ditempat khusus lalu dibuka sarungnya, demikian juga pusaka-pusaka yang lain.
Sri Sultan Hamengku Buwono X sendiri membawa KKA Plered ke suatu tempat yang disebut Gilang di halaman Bangsal Manis dan memandikan sendiri pusaka tersebut. Beliau juga memandikan secara langsung beberapa keris pusaka seperti : K.K.A. Kopek, KKA Jaka Piturun, KKA Sengkelat, KKA Mahesa Nular, KKA Simbar Inten. Pusaka tombak lain yang terkenal adalah KKA Baru dan KKA Macan. Pusaka-pusaka yang lain pelaksanaan siramannya dilakukan oleh para abdidalem yang ditunjuk.
Sesudah KKA Plered dimandikan, seorang abdidalem diperintahkan untuk pergi ke Musium Kereta milik karaton di Rotowijayan, memberitahu bahwa KKA Plered telah di sirami. Itu berarti kereta-kereta milik kerajaan supaya segera dimandikan. Kereta yang pertama dimandikan adalah Kereta Kanjeng Nyai Jimat yang adalah warisan dari Sultan Hamengku Buwono I, disusul kereta-kereta yang lain yang jumlahnya 18      ( delapan belas) buah. 

Siraman Kereta 
Siraman kereta karaton Jogjakarta dilaksanakan dihalaman Musium Kereta di Rotowijayan, sebelah barat karaton. Malam hari sebelum pelaksanaan siraman, para abdidalem terkait melaksanakan selamatan lengkap dengan sesajinya. Air siraman kereta pusaka dipercaya mempunyai daya magis yang kuat untuk menyembuhkan orang sakit, menyuburkan tanah, melindungi sawah dan tanaman , sehingga padi dan tembakau dan tanaman-tanaman yang lain terhindar dari serangan hama.
Oleh karena itu, pada waktu siraman kereta pusaka banyak orang yang menyaksikan antara para petani yang tidak saja dari Jogja ,tetapi datang dari sekitar Jogja seperti dari Wonosobo, Temanggung, Dieng dll.Mereka pulang dengan membawa beberapa botol air . 

Puro Pakualaman 
Siraman pusaka di Puro Pakualaman dipimpin langsung oleh KGPAA Paku Alam IX dibantu oleh beberapa kerabat dan abdidalem. Waktunya bersamaan dengan pelaksanaan pusaka di Karaton Jogjakarta. Para abdidalem gamelan ( pengrawit) sibuk memandikan gamelan Puro a.l. Kanjeng Kyai Gambir Anom. 

Upacara ritual di Imogiri

Beberapa keris pusaka milik Karaton Jogjkarta warisan dari Sultan Hamengku Buwono VIII yang disimpan di Saptarengga, makam raja-raja di Imogiri yaitu KK Jathakilat dan KK Pacar dimandikan  pada hari yang sama seperti di Karaton.

Pembersihan tempat air 

Dibulan Suro, biasanya pada hari Jum’at Kliwon jam 9.30 pagi para abdidalem Makam Imogiri mulai melakukan upacara ritual untuk membersihkan 4 ( empat) buah tempat air besar yang terletak  di halaman Sapiturang , tepat di halaman pintu masuk makam Sultan Agung, Raja Besar wangsa Mataram.
Nama-nama tempat air ( enceh) tersebut adalah : Nyai Siyem dan Nyai Mendhung yang diurus oleh abdidalem Karaton Surakarta dan Kyai Danumoyo dan Kyai Danumurti yang di urus oleh abdidalem Karaton Jogjakarta.
Sesuai dengan tradisi, sebelum keempat enceh dikuras dan dibersihkan, para abdidalem dari kedua karaton terlebih dahulu mengadakan selamatan dan sesaji.
Abdidalem Karaton Surakarta mengenakan pakaian tradisional berupa beskap putih, sedangkan abdidalem Karaton Jogjakarta berpakaian baju pranakan warna biru.
Upacara pengurasan air Imogiri juga dihadiri banyak pengunjung terutama para petani dari Jogja, Solo dan sekitarnya.
Setelah upacara selesai mereka membawa pulang air dari enceh Imogiri untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhannya a.l. untuk menyembuhkan orang sakit, melindungi sawah dan ladang dari ancaman hama dan untuk menyuburkan tanah.
Mereka yakin bahwa dengan menaburkan air Imogiri, tanaman mereka akan tumbuh subur, terbebas dari gangguan hama dan hasil panennya bagus. Kebiasaan seperti ini telah berjalan lama. 


Bubur Suran 
Ada tradisi menarik yang dilakukan keluarga Jawa untuk menyambut bulan Suro. Pada malam 1 Suro, santap malam keluarga adalah menu special tetapi sederhana, yaitu Bubur Suran.
Bubur Suran baku yang disajikan terdiri dari : Bubur Putih; Kedelai Hitam digoreng; Telur Ayam Kampung digoreng dadar di-iris-iris; Serundeng Kalapa; Rujak Degan – minuman segar kelapa muda dengan gula Jawa; Janur Kuning sehelai dipasang diatas pintu masuk rumah.
Maksud dari menyantap bersama Bubur Suran itu adalah :
  1. Makan bersama menunjukkan kerukunan berkeluarga, semua senang bahagia , bersyukur bisa kumpul menikmati hidangan enak meskipun sederhana. Itu semua adalah berkah Gusti, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Semua hidangan adalah pemberian Ibu Pertiwi, untuk itu supaya selama hidup dibumi selalu dapat makan, kita semua wajib menjaga, memelihara bumi tempat kita tinggal.
  2. Bubur Putih melambangkan kesucian jalan hidup yang kita lakukan.
  3. Kedelai Hitam yang digoreng . Ini menunjukkan sikap hidup dan watak yang mituhu- selalu setia untuk berbuat baik dan benar dengan cara mematuhi ajaran pinisepuh supaya anak cucu selalu manembah dan berada dijalan yang diberkahi dan diperkenankan Tuhan, selalu berbudi pekerti dan memegang prinsip-prinsip tata krama dan tata susila dalam pergaulan.
  4. Telur Ayam Kampung digoreng dadar dan di-iris-iris. Merupakan simbol dari hidup yang berkesinambungan dan sumrambah menyebar dimana-mana. Petunjuk baku dalam manusia menjalani hidup adalah supaya umat manusia yang sebenarnya serumpun dan bersaudara, karena berasal dari Asal Muasal yang satu dan sama, supaya adil dalam menikmati produk-produk yang diberikan oleh  alam ini.
  5. Serundeng Kelapa merupakan petunjuk jelas supaya kita semua mengikuti filosofi kelapa . Pohon kelapa tumbuh dimana-mana dengan mudah dan subur dan mampu menyesuaikan dengan keadaan setempat, demikian juga manusia. Selain itu semua bagian dari pohon kelapa amat berguna baik buahnya, serabutnya, batangnya, lidinya maupun daunnya. Ini contoh yang positif bagi manusia. Hendaknya segala perbuatan kita juga bermanfaat bagi sesama. Kita mampu berkarya, mampu menolong, memberi kepada sesama. Kita bisa memberikan hal-hal yang baik, jangan kita membuat sakit hati orang lain, karena seperti dikatakan oleh para pinisepuh bijak : Menyakiti orang lain artinya juga menyakiti diri sendiri. Cobalah kita renungkan, apa gunanya membuat sakit hati orang lain?
  6. Rujak Degan merupakan simbul manusia wajib menjalani hidup dengan antusias, bekerja dengan baik ,benar ,giat. Itu artinya kita berterimakasih kepada  Tuhan, yang memberi hidup dan menghidupi.Kita ajak semua saudara kita untuk tidak loyo menjalani kehidupan ini. Mari kita hidup rukun dalam suasana regeng – semarak, menyenangkan.
  7. Janur Kuning  dipasang diatas pintu rumah. Ini perlambang hidup kita yang sejati yang selalu dekat dengan Gusti, Tuhan.Di-ayomi, dilindungi Beliau siang dan malam, sepanjang waktu.

Oleh karena itu kita mesti menjalani hidup ini dengan mantap, selalu dalam koridor yang ditetapkan oleh Nya. Harus selalu berbuat baik, benar dan bijak dan semua itu sesuai dengan sikap kedewasaan kita masing-masing, harus dipahami dengan sadar sesadar-sadarnya.Sikap seperti ini dipunyai oleh saudara-saudara kita yang telah mendapatkan pencerahan jiwa.

Jenang Suran
Janur adalah Sejatining Nur atau istilah kebatinan umum adalah Nur Sejati artinya Cahaya yang sejati. Cahaya yang sejati itulah hidup yang sebenarnya yang berada bersama dalam badan fisik dan eteris kita. Ada yang menyebut sebagai Suksma Sejati atau Pribadi Sejati, Hidup sejati. Istilah universalnya adalah Spirit.
Sang Hidup sejati atau suksma atau spirit ini selalu hidup dan keberadaannya bersama atau manunggalnya dengan raga fisik dan eteris ( kasar dan halus) manusia, itulah yang membuat manusia hidup didunia ini. Dan itu terjadi atas perkenan Sang Suksma  Agung, Gusti, Tuhan.
Yang berhubungan dengan  Sang Suksma Agung, Gusti bukanlah badan kasar dan halus manusia melainkan Pribadi Sejati, istilah universalnya Higher Self. Manusia yang dewasa kesadarannya berusaha untuk mampu ketemu dengan Pribadi Sejati/Higher Self untuk mengetahui kehidupan sejati.
Kuning, warnanya adalah kuning bersih, kuning muda . Ini simbolik dari hidup yang cerah karena telah sadar dan menghayati hidup yang sejati. Hidup ini bukanlah hidup sendiri, untuk kepentingannya sendiri, maunya menang dan enak sendiri atau paling-paling buat keluarga terdekatnya dan konco-konconya. Hidup ini untuk seluruh manusia bahkan seluruh mahluk dijagad raya ini.Untuk itu, kita mesti menjalani dan menikmati hidup didunia ini untuk kebersamaan dengan cara yang baik, benar dan adil.
Seorang spiritualis pada waktu melakukan meditasi, pada puncak keheningan dalam kesadaran penuh, dia melihat baik dengan mata terbuka maupun tertutup dan merasakan hatinya begitu tentram, nafasnya lembut, dia berada ditengah-tengah cahaya kuning bersih lembut, artinya kepasrahannya kepada Tuhan telah diberi anugerah, bahwa hidupnya didunia diberkahi oleh Nya.
Itulah sedikit penjelasan mengenai apa yang tersirat dalam filosofi  Bubur Suran . Memang nenek moyang orang Jawa itu sukanya memberikan sanepo semacam petunjuk atau nasihat yang harus dibuka apa arti sebenarnya.
Tulisan ini untuk menyambut  1 Sura 1947 Tahun ALIP Windu SANGARA Jatuh pada hari Selasa Pon tanggal 05 November 2013.

Hari & Tanggal    =   Selasa Pon, 5 November 2013
                                  1 Sura 1947 Tahun ALIP Windu SANGARA
                                  1 Muharram 1435H
Neptu                      = 10
Wuku                      = LANGKIR
Pangarasan            = Aras Pepet
Pancasuda             = Satria Wibawa
Dina                       = Dina Kuda
Lintang 12             = Lintang Jadiyan (Jadi)
Pranotomongso     = KALIMO ( 14 Oktober - 9 November )
Bintang                  = SCORPIO ( 24 Oktober - 22 November ) 

Catatan : Peringatan 1 Suro dimulai sejak tahun 1633 Masehi, ketika Sultan Agung Hanyokrokusumo 
membuat kalender Jawa yang baru. 1 Suro dimaksudkan untuk lebih mempersatukan raja dan kawula. Pada saat itu negeri mulai terancam. Sultan Agung tidak mengadakan upacara ritual kerajaan Rajawedha, sebagai gantinya diadakan Upacara 1 Suro, yang hakikatnya menyatukan Rajawedha dengan upacara kaum petani Gramawedha yang waktunya bersamaan dengan 1 Muharam, tahun baru Umat Islam.
Pergantian hari mengikuti sistim rembulan pada jam 6 sore.
Secara politis tindakan ini juga bertujuan untuk memperkuat persatuan bangsa  melawan ancaman penjajah, dengan upaya menyatukan umat Islam Mataram dengan Banten.